ANALISIS PERHITUNGAN BIAYA SATUAN TINDAKAN ORIF (Open Reduction Internal Fixation) FRAKTUR FEMUR MENGGUNAKAN METODE ABC (Activity Based Costing) (STUDI KASUS DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL)
ANALISIS
PERHITUNGAN BIAYA SATUAN TINDAKAN ORIF
(Open
Reduction Internal Fixation) FRAKTUR FEMUR MENGGUNAKAN
METODE
ABC (Activity Based Costing)
(STUDI
KASUS DI RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL)
Rizka
Nurul Firdaus ¹, Firman Pribadi²
Program
studi Manajemen Rumah Sakit, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Jalan
Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 55183
Email:
firman_pribadi@yahoo.com
ABSTRAK
Latar belakang :
Penetapan
tarif kamar operasi di RS PKU Muhammadiyah Bantul selama ini menggunakan
penetapan tarif secara fee for service dimana tarif operasi dibuat
berdasarkan perhitungan komponen biaya yang terjadi seperti biaya jasa medis,
bahan habis pakai, obat-obatan, kelas perawatan, dan sewa kamar operasi tetapi
belum menghitung seluruh komponen biaya berdasarkan aktivitas yang dikaitkan
dengan clinical pathway. Padahal prosedur operasi ini dapat
mengakibatkan biaya yang cukup tinggi untuk rumah sakit.
Metode : Penelitian ini
dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan rancangan studi kasus. Sampel penelitian ini adalah pasien
yang menjalani tindakan ORIF Fraktur Femur Tanpa Penyulit yang memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi. Metode analisis biaya yang digunakan adalah Activity-Based
Costing (ABC).
Hasil dan
Pembahasan : Unit
cost tindakan
ORIF Fraktur Femur yang dihitung dengan metode Activity Based Costing (ABC)
sebesar Rp 8.157.726,-, sedangkan real cost yang dikeluarkan oleh rumah
sakit sebesar Rp 9.035.885,-. Nilai real cost tindakan ORIF
Fraktur Femur yang ditentukan oleh RS PKU Muhammadiyah Bantul lebih besar
dibandingkan unit cost yang dihitung berdasarkan metode Activity-Based
Costing. Adapun selisih yang didapat adalah selisih positif sebesar Rp
878.159,- (10,76%). Pada Activity-Based Costing (ABC), biaya langsung
dan tidak langsung (overhead) dibebankan pada beberapa cost driver sedangkan
pada sistem tradisional hanya dibebankan pada satu cost driver.
Kesimpulan dan
Saran : Berdasarkan
perhitungan unit cost yang didapat disimpulkan bahwa unit cost tindakan
ORIF Fraktur Femur di Instalasi Bedah Sentral RS PKU Muhammadiyah Bantul dengan
metode Activity Based-Costing lebih rendah dan lebih sesuai dengan
aktivitas. Namun, sebaiknya pihak rumah sakit juga menerapkan perhitungan unit
cost pada semua tindakan supaya dapat mengetahui dan mencermati komponen
biaya yang sewaktu-waktu dapat berubah dan menimbulkan kerugian pada akuntansi
rumah sakit.
Kata Kunci : Activity-Based
Costing (ABC), ORIF, Fraktur Femur, Unit Cost
Komentar
Posting Komentar