ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP PROSES PRODUKSI
Jurnal ANALISIS PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP PROSES PRODUKSI
ANALISIS
PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP PROSES PRODUKSI PADA
PT.HANTONG PRECISION MANUFACTURING BATAM
ABSTRACT
Economy and the development of today's business world
has grown very rapidly in line with the rapid development of Science and
Technology (Science and Technology) are increasingly sophisticated. So the
competition among manufacturers, especially in the city of Batam become
increasingly stringent. Competition exposes a thriving business in an uncertain
business conditions, many companies close down due to no longer afford to
maintain the continuity of its business. There is increasing competition
between companies encourage every company to establish control over the supply
of raw materials properly so that the company can continue to exist in order to
achieve a desired goal
The results of
the regression testing between inventory control of raw materials to the
efficiency of the production process, showed that five variables significantly
affect the efficiency of the production process. It can be seen from the value
of the probability of error probability X1 = 0.000, X2 = 0.000 probability,
probability X3 = 0.000, X4 = 0.000 probability and probability values X5 =
0.000, therefore all probability values <0.05. Judging from the results of
Test R Sequare Demand variable (X1) of 0.057, variable lead time (X2) of 0.014,
the variable Safety Stock (X3) of 0.010, Reorder level variable (X4) of 0.010,
the variable Stock out (X5) of 0.016. It can be concluded that the five
variables significantly affect stock production efficiency..
Keywords: Control of raw materials
I.
PENDAHULUAN
Perekonomian dan perkembangan dunia bisnis dewasa ini
telah berkembang dengan sangat pesat seiring dengan pesatnya perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih. Sehingga persaingan
antar perusahaan manufaktur khususnya di kota Batam menjadi semakin ketat.
Persaingan bisnis yang berkembang menghadapkan pada kondisi perusahaan yang
tidak menentu, tidak sedikit perusahaan yang menutup usahanya dikarenakan tidak
mampu lagi untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya. Adanya persaingan yang
semakin ketat antar perusahaan mendorong setiap perusahaan untuk menetapkan
pengendalian terhadap persediaan bahan baku secara tepat sehingga perusahaan
dapat tetap eksis untuk dapat mencapai tujuan yang diinginkannya.
Dalam menghadapi persoalan yang sedemikian rupa
perusahaan harus jeli dalam merencanakan dan mengendalikan usahanya.Bahan baku
atau material merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting.
Kekurangan bahan baku yang tersedia dapat berakibat terhentinya proses produksi
karena habisnya bahan untuk diproses. Akan tetapi terlalu besarnya persediaan
bahan baku dapat berakibat terlalu tingginya biaya guna menyimpan dan
memelihara bahan tersebut selama penyimpanan di gudang. Keadaan terlalu
banyaknya persediaan (over stock) ini, ditinjau dari segi finansial atau
pembelanjaan merupakan hal yang tidak efektif, disebabkan karena terlalu
besarnya barang modal yang menganggur dan tidak berputar. Oleh karena itu
meskipun ditinjau dari segi kelancaran proses produksi, keadaan over stock itu
berakibat positif akan tetapi ditinjau dari segi lain terutama dari segi biaya
dapat berakibat negatif, dalam arti tingginya perongkosan yang harus
ditanggung. (Sukanto & Indriyo:2000:199).
Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas maka
terdapat beberapa rumusan yang dihadapi dalam penelitian ini diantaranya
adalah:
1)
Bagaimanakah pengendalian persediaan bahan baku yang
dilakukan perusahaan
2)
PT.Hantong Precision Manufacturing Batam dalam dalam
mendukung efisiensi proses produksi?
3)
Bagaimanakah pengaruh pengendalian persediaan bahan
baku terhadap proses produksi pada
PT.Hantong Precision Manufacturing Batam
4)
.Bagaimanakah
pengaruh dari ke lima indikator : Demand, Lead Time, Safety Stock, Reorder
Level dan Stock Out terhadap efisiensi proses produksi pada PT.Hantong
Precision Manufacturing Batam
Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan
perumusan masalah di atas adalah:
1)
1.Untuk mengetahui pengendalian persediaan bahan baku
yang dilakukan perusahaan PT.Hantong Precision Manufacturing Batam dalam dalam
mendukung efisiensi proses produksi.
2)
2.Untuk menganalisis pengaruh pengendalian persediaan
bahan baku terhadap proses produksi pada PT.Hantong Precision Manufacturing
Batam.
3)
3.Untuk mengetahui dari ke lima indikator yang akan
diteliti, yaitu : Demand, Lead Time, Safety Stock, Reorder Level dan Stock Out
, indikator apa yang paling berpengaruh terhadap efisiensi proses produksi pada
PT.Hantong Precision Manufacturing Batam ?
Penelitian ini bermanfaat untuk :
1)
1.Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan
PT.Hantong Precision Manufacturing Batam dalam melakukan pengendalian
persediaan bahan baku dalam rangka meningkatkan efisiensi biaya-biaya
serendah-rendahnya dan mendapatkan laba yang setinggi-tingginya.
2)
2.Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan
PT.Hantong Precision Manufacturing Batam dalam menetapkan pengadaan/pembelian
persediaan bahan baku, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar
dan biaya- biaya yang harus dikeluarkan untuk persediaan bahan tersebut tidak
terlalu besar.
3)
3.Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan pertimbangan bagi semua perusahaan yang menjalankan usaha yang bergerak
di bidang pengolahan bahan baku atau barang setengah jadi menjadi barang jadi,
khususnya pimpinan perusahaan PT.Hantong Precision Manufacturing Batam dalam
menentukan kebijaksanaan mengenai masalah perencanaan dan pengendalian
persediaan bahan baku.
II.TINJAUAN
PUSTAKA
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Salah satu fungsi
manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan, karena
persediaan fisik banyak melibatkan investasi yang cukup besar. Perencanaan Menurut
Widjaja (1996:4), “Perencanaan adalah proses untuk memutuskan tindakan apa yang
akan diambil dimasa depan.” Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem
perencanaan yang pertama-tama berfokus pada jumlah dan pada saat barang jadi
yang diminta yang kemudian menentukan permintaan turunan untuk bahan baku,
komponen dan sub perakitan pada saat tahapan produksi terdahulu
(Horngren,1992:321).
Perencanaan diperlukan agar kegiatan dalam perusahaan
dapat berjalan dengan baik. Hal ini juga dimaksudkan agar tujuan yang hendak
dicapai di masa yang akan datang benar-benar efektif. Perencanaan adalah proses
berfikir ke depan dalam mengambil suatu keputusan dengan cara bertindak setelah
mempertimbangkan banyak kemungkinan dan alternatif. Sedangkan menurut Horngren
perencanaan berarti penetapan tujuan dan keputusan modal untuk menyelesaikan
tujuan yang akan dicapai. Dua pengertian tersebut di atas dapat diterangkan
bahwa perencanan adalah suatu proses penentuan tujuan dan pemilihan tindakan
sebagai suatu usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengendalian adalah proses manajemen yang memastikan
dirinya sendiri sejauh hal itu memungkinkan, bahwa kegiatan yang dijalankan
oleh anggota dari suatu organisasi sesuai dengan rencana dan kebijaksanaannya.
(Widjaja,1996:3). Pengendalian berkisar pada kegiatan memberikan pengamatan,
pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian keseluruh bagian manajemen agar
tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.
Pengendalian merupakan salah satu fungsi manajemen
yang harus dilakukan untuk mengarahkan dan menuntut organisasi ke arah tujuan
yang diinginkan. Fungsi ini dilakukan dengan mengumpulkan informasi tentang
keadaan organisasi. Pengendalian meliputi tindakan untuk rnenuntun dan
memotivasi usaha pencapaian tujuan utaupun untuk mendeteksi memperbaiki
pelaksanaan yang tidak efektif. Pengendalian merupakan suatu sistem yang
berkaitan dengan pusat pertanggung jawaban dalam suatu kesatuan organisasi dan
informasi yang mengalir di dalamnya. Suatu sistem terdiri dari struktur dan
proses, Suatu proses merupakan seperangkat tindakan-tindakan yang secara sadar
dilakukan oleh manajer dalam mencapai tujuanya secara garis besar. Proses
pengendalian akan meliputi dua kegiatan yang saling berkait, yaitu kegiatan
perencanaan dan pengendalian).
Bahan Baku
Bahan baku (raw material) adalah barang-barang
berwujud seperti baja, kayu, tanah liat, atau bahan-bahan mentah lainnya yang
diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari pemasok, atau diolah
sendiri oleh perusahaan untuk digunakan perusahaan dalam proses produksinya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persediaan bahan baku
ada beberapa macam.
Dalam hal ini faktor-faktor tersebut akan saling
|
berkaitan,
|
sehingga
|
secara
|
||
bersama-sama akan mempengaruhi persediaan
|
bahan baku. Adapun faktor-faktor
|
||||
tersebut adalah :
|
|||||
1.
|
Perkiraan pemakaian.
|
||||
Sebelum kegiatan pembelian bahan baku dilaksanakan,
maka
|
manajemen
|
||||
harus dapat dipergunakan didalam proses produksi
pada
|
suatu
|
periode.
|
|||
Perkiraan kebutuhan ini merupakan perkiraan tentang
|
berapa
|
jumlah
|
|||
bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi
|
yang akan datang.
|
||||
2.
|
Harga bahan.
|
Harga bahan baku merupakan dasar perhitungan berapa
besar dana perusahaan yang harus disediakan untuk investasi dalam persedian
bahan baku ini. Sehubungan dengan masalah ini maka biaya modal (cost of
capital) yang digunakan dalam persediaan bahan baku tersebut harus pula diperhitungkan.
3.Biaya-biaya persediaan.
Di dalam menghitung biaya persediaan dikenal adanya
dua tipe biaya, yaitu, biaya yang semakin besar dengan semakin besarnya
rata-rata persediaan
serta biaya yang justru semakin kecil dengan semakin
|
besarnya rata-rata
|
|||||
persediaan.
|
||||||
4.
|
Kebijaksanaan pembelanjaan.
|
|||||
Seberapa besar persediaan bahan baku akan
mendapatkan dana
|
dari
|
dalam
|
||||
perusahaan tersebut. Apakah perusahaan akan
memberikan fasilitas
|
yang
|
|||||
pertama, kedua, atau justru yang terakhir untuk dana
dari
|
persediaan
|
bahan
|
||||
baku. Disamping itu juga dilihat apakah dana yang
|
disediakan
|
cukup
|
untuk
|
|||
pembayaran semua bahan yang diperlukan oleh
|
perusahaan
|
ataukah
|
hanya
|
|||
sebagian.
|
||||||
5.
|
Pemakaian senyatanya.
|
|||||
Pemakaian bahan baku yang senyatanya dari periode
yang lalu
|
merupakan
|
|||||
faktor yang perlu diperhatikan. Berapa besar
penyerapan
|
bahan
|
baku dari
|
||||
proses produksi perusahaan serta bagaimana
hubungannya
|
dengan
|
perkiraan
|
||||
pemakaian harus senantiasa dianalisa.
|
||||||
6.
|
Waktu tunggu.
|
Waktu tunggu adalah merupakan tenggag waktu yang
diperlukan antara pemesanan bahan baku dengan datangnya bahan baku itu sendiri.
Waktu tunggu ini sangat perlu diperhatikan, oleh karena hal ini sangat
berhubungan dengan saat penentuan pesanan kembali (reorder level). Dengan
diketahui waktu tunggu yang tepat, maka perusahaan akan dapat memeli pada waktu
yang tepat pula, sehingga penumpukan persediaan atau kekurangan persediaan akan
dapat ditentukan semaksimal mungkin.
Adapun tujuan pengendalian secara terperinci dapatlah
dinyatakan sebagai usaha untuk :
1.Menjaga jangan sampai perusahaan kehabisan
persediaan sehingga dapat mengakibatkan terhentinya kegiatan produksi.
2. Menjaga agar pembentukan persediaan oleh
perusahaan tidak terlalu
|
besar
|
atau berlebih-lebihan, sehingga biaya yang timbul dari
persediaan tidak terlalu
besar.
3.Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat
dihindari karena ini mengakibatkan biaya pemesanan menjadi besar.
Dari keterangan di atas dapatlah dinyatakan bahwa
tujuan pengendalian persediaan untuk memperoleh kualitas dan jumlah yang tepat
dari bahan-bahan atau barang-barang yang tersedia pada waktu yang dibutuhkan
dengan biaya-biaya yang minimal untuk kepentingan dan keuntungan perusahaan.
Dengan perkataan lain pengendalian persediaan untuk menjamin terdapatnya
persedian pada tingkat yang optimal agar produksi dapat berjalan dengan lancar
dengan biaya yang minimal. Jadi dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas
perlu diadakan perencanaan mengenai persediaan bahan baku yang akan dilakukan
pengadaan, baik dalam jumlah maupun jenis bahan baku yang sesuai dengan
kebutuhan untuk proses produksi dan kapan diadakan pemesanan serta berapa besar
pesanan yang dapat dibenarkan ditinjau dari sudut biaya maupun dana yang
diperlukan agar tercapai keuntungan yang optimal. Menurut Teguh Baroto
(2002:56), Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul
sebagai akibat dari adanya persediaan.
Biaya tersebut adalah sebagai berikut :
1)
1.Harga pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli barang, besarnya sama dengan harga perolehan sediaan itu atau harga
belinya.
2)
2.Biaya pemesanan adalah biaya yang harus dikeluarkan
untuk melakukan pemesanan ke pemasok, yang besarnya biasanya tidak dipengaruhi
oleh jumlah pemesanan. Biaya pemesanan adalah semua biaya yang timbul untuk
mendatangkan barang dari pemasok, biaya ini meliputi biaya pemprosesan, biaya
ekspedisi, upah, biaya telepon/fax, biaya-biaya lainnya yang tidak tergantung
jumlah pesanan.
3)
3.Biaya penyiapan (set up cost) adalah semua
pengeluaran yang timbul dalam mempersiapkan produksi. Biaya ini terjadi bila
item sediaan diproduksi sendiri dan tidak membeli dari pemasok. Biaya ini
meliputi biaya persiapan peralatan produksi, biaya yang mempersiapkan/menyetel
(set-up) mesin, biaya mempersiapkan gambar kerja, biaya mempersiapkan tenaga
kerja langsung, biaya perencanaan dan penjadwalan produksi, dan biaya-biaya
lain yang besarnya tidak tergantung pada jumlah item yang diproduksi.
4)
4.Biaya penyimpanan adalah biaya yang dikeluarkan
dalam penanganan/penyimpangan material, seni finished product, sub assembly,
ataupun produk jadi. Biaya simpan tergantung dari lama penyimpanan dan jumlah
yang di simpan. Biaya simpan biasanya dinyatakan dalam biaya per unit per
periode. Biaya penyimpanan meliputi berikut ini :
a)
a.Biaya kesempatan. Penumpukan barang di gudang
berarti penumpukkan modal. Padahal modal ini dapat diinvestasikan pada tabungan
bank atau bisnis lain. Biaya modal merupakan opportunity cost yang hilang
karena menyimpan persediaan.
b)
b.Biaya simpan. Termasuk dalam biaya simpan adalah
biaya sewa gudang, biaya asuransi pajak, biaya administrasi dan pemindahan,
serta biaya kerusakan dan penyusutan.
a.
c.Biaya keusangan. Barang yang disimpan dapat
mengalami penurunan nilai karena perubahan tenologi (misal komputer).
b.
d.Biaya-biaya lain yang besarnya bersifat variabel
tergantung pada jumlah item.Dalam praktek, biaya penyimpanan sukar dihitung
secara teliti, sehingga dilakukan pendekatan dengan suatu prosentase tertentu.
Pada
c.
beberapa perusahaan, prosentase ini ditetapkan antara
15% sampai 30% pertahun dari harga pembelian.
5).
Biaya kekurangan persediaan. Bila perusahaan kehabisan barang saat ada
permintaan, maka akan terjadi stock out. Stock out menimbulkan kerugian berupa
biaya akibat kehilangan kesempatan mendapatkan keuntungan atau kehilangan
pelanggan yang kecewa (yang pindah ke produk saingan). Biaya ini sulit diukur
karena berhubungan dengan good will dapat dihitung dari hal-hal berikut :
a)
a.Yang tak dapat dipenuhi, biasanya diukur dari
keuntungan yang hilang karena tidak dapat memenuhi permintaan. Biaya ini
diistilahkan sebagai biaya penalti hukuman kerugian bagi perusahaan.
b)
b.Waktu pemenuhan lamanaya gudang kosong berarti
lamanya proses produksi terhenti atau lamanya perusahaan tidak mendapatkan
keuntungan, sehingga waktu menganggur tersebut dapat diartikan sebagai uang
yang hilang.
c)
c.Biaya pengadaan darurat. Agar konsumen tidak kecewa,
maka dapat dilakukan penggandaan darurat yang biasanya menimbulkan biaya lebih
besar ketimbang biaya penggandaan normal.
Pada dasarnya persediaan bahan baku yang
diselenggarakan oleh satu perusahaan akan dipergunakan untuk menunjang
terselenggaranya proses produksi yang ada dalam perusahaan tersebut. Dengan
demikian besarnya persediaan bahan baku harus
disesuaikan dengan jumlah kebutuhan bahan baku yang
diperlukan dalam proses
produksi. Dalam melakukan pembelian, disamping harus
memperhatikan banyaknya
jumlah
|
bahan baku untuk
|
kebutuhan proses
|
produksi, perusahaan juga
|
harus
|
|
memperhitungkan
|
besarnya biaya yang telah di keluarkan, agar dapat
tercapai dengan
|
||||
biaya
|
minimum.
|
Untuk
|
dapat melaksanakan
|
hal tersebut perusahaan
|
dapat
|
menentukan pembelian dengan jumlah yang optimum atau
EOQ (Economic Order Quantity) adalah jumlah kuantitas barang yang diperoleh
dengan biaya minimal, atau sering dikatakan sebagai jumlah pembelian optimal.
Dalam menentukan jumlah yang optimal atau EOQ
(Economic OrderQuantity)
kita harus dapat membedakan atau memisahkan antara
biaya pemesanan dengan biaya penyimpanan, macambiaya tersebut masih dibagi lagi
menjadi dua (2) yaitu biaya variabel dan biaya tetap.
Adapun komponen-komponen biaya tersebut adalah :
A. Biaya pemesanan atau disebut procurement cost atau
set up cost atau ordering cost.
Atas dasar tingkat variabelilasnya, biaya pemesanan
dapat di kelompokkan menjadi:
1
.Biaya pemesanan tetap adalah biaya pemesanan besarnya tetap
dalamperiode tertentu, tidak
dipengaruhi oleh frekwensi pemesanan misalnya:
a.Gaji bagian pembelian.
b.Biaya penyusunan aktiva tetap bagian pembelian.
c.Lain-lain biaya tetap untuk pemesanan.
2. Biaya
pemesanan variabel, yaitu pemesanan jumlah totalnyaberubahubah secara proposional dengan frekwensi pemasanan.
Semakin tinggi pemesanan maka semakin sering frekwensi pemesanan, semakin besar
pula biaya penyimpanan variabel misalnya
a. Biaya pembuatan dan pengiriman dokumen permintaan
pembelian pemesanan pembelian.
b.Biaya pembuatan laporan penerimaan bahan dan
pemeriksaan kuantitas dan kualitas.
c.Biaya penerimaan barang yang di pesan.
d.Biaya pencatatan hutang dan mempersiapkan pembayaran
atas pembelian bahan.
e.Lain-lain biaya pemesanan variabel.
B. Biaya
penyimpanan atau sering disebut storage cost atau carrying cost. Atas dasar
tingkat variabelitasnya biaya penyimpanan dapat dikelompokkan menjadi :
1. Biaya
penyimpanan tetap, yaitu biaya penyimpanan bahan yang jumlah totalnya tidak dipengaruhi jumlah atau besarnya bahan yang
disimpan di gudang, misalnya:
a. Biaya
penyusutan gudang.
b.Gaji karyawan
tetap bagian gudang.
2. Biaya penyimpanan variabel, yaitu biaya penyimpanan
bahan yang jumlah totalnya berubah-ubah secara proposional dengan jumlah atau
besarnya bahan yang disimpan. Semakin besar bahan yang disimpan, semakin besar
pula biaya penyimpanan variabel misalnya :
a)
.Biaya sewa gudang (apabila gudang disewa dari pihak
lain).
b)
.Biaya asuransi bahan.
c)
.Biaya administrasi gudang.
d)
.Biaya atas rusak atau usangnya bahan.
e)
.Lain-lain penyimpangan variabel.
Namun dalam pertimbangan pembelian yang optimum atau
EOQ, hanya diperhatikan biaya variabel saja, karena dua macam variabel
mempunyai dua hubungan yang berbading terbalik dengan jumlah pesanan; yaitu
semakin tinggi hanya frekwensi pemesanan akan mengakibatkan biaya pemesanan
variabel semakin rendah, tetapi biaya penyimpangan variabel semakin tinggi
karena rata-rata bahan yang disimpan semakin tinggi. Untuk menjaga kelancaran
proses produksi tidak cukup hanya ditentukan jumlah bahan mentah yang dibeli,
harus ditentukan pula kapan pemesanan bahan harus dilakukan agar bahan mentah
tersebut dapat datang tepat pada waktu yang dibutuhkan. Bahan mentah yang
datang terlambat akan mengakibatkan terganggunya proses produksi, kadang-kadang
harus dicari bahan mentah pengganti agar proses poduksi tidak berhenti. Biaya
yang terpaksa dikeluarkan karena keterlambatan datangnya bahan mentah disebut
stock out cost. Sebaiknya bahan mentah yang datang terlalu awal atau terlalu
cepat akan menimbulkan masalah pula, harus disediakan tempat penyimpanan dan
harus di tanggung pula biaya pemeliharaan ekstra. Biaya-biaya yang terpaksa
harus dikeluarkan karena bahan mentah datang terlalu awal disebut extra
carrying cost. Karena itu dalam menentukan waktu pesanan perlu diperhatikan
faktor lead time. Lead time adalah jangka waktu sejak dilakukannya pemesanan
sampai datangnya bahan mentah yang dipesan dan siap untuk digunakan dalam
proses produksi. Setelah diperhitungkan faktor lead time, maka dapat ditentukan
Reorder point yaitu saat dilakukan pemesanan kembali bahan mentah yang
diperlukan.
Proses Produksi
Kebanyakan mengartikan proses produksi itu adalah
suatu kegiatan mengubah bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang
jadi. Tapi menurut Assauri Sofyan “ Proses Produksi adalah cara, metode dan
teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana yang
ada).” Sehingga, menurutnya proses produksi adalah suatu kegiatan yang
menggunakan semua factor produksi dalam rangka menciptakan sebuah barang agar
memilki nilai guna atau menambah nilai guna suatu barang tersebut. Sedangkan
menurut Ahyari Agus (1986:3) ‘Proses produksi merupakan cara, metode maupun
teknik bagaimana kegiatan penambahan faedah atau penciptaan faedah tersebut
dilaksanakan”.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa kelancaran proses produksi adalah suatu keadaan dimana proses penciptaan
atau aktivitas penambahan faedah suatu barang tidak terhambat oleh suatu
apapun. Penelitian Terdahulu Penelitian tentang perencanaan dan pengendalian
persediaan bahan baku pernah dilakukan oleh Susi Herawati (2002) di Jember dan
Syafa’at Yunus (2008). Dalam penelitian mereka yang berjudul “Pengadaan Bahan
Baku Yang Ekonomis Pada PT. Lima Jaya Tunggal Jember”. Susi Herawati melakukan
penelitian pada PT. Lima Jaya Tunggal di Jember yaitu perusahaan yang bergerak
dibidang industri pengolahan bumbu rokok. Penelitian tersebut dilakukan dengan
tujuan untuk menentukan jumIah pembelian bahan baku yang ekonomis dan
mengetahui jumlah persediaan bahan baku yang ekonomis.
Metode penelitian yang digunakan adalah Analisis EOQ
yang menunjukkan bahwa pembelian yang ekonomis yang ada pada PT. Lima Jaya
Tunggal Jember adalah sejumlah 100.759 Kg batang cengkeh, dengan frekuensi
pembelian 13 kali atau 23 hari sekali dilakukan pemesanan.
Kerangka Pemikiran Terdapat beberapa item penting
persediaan yang berkaitan dengan penentuan jumlah persediaan yang optimal dan
biaya total yang optimal :
1.Permintaan (demand)
Terdapat asumsi tentang pola dan karakteristik dari
permintaan seringkali menjadi hal yang paling signifikan dalam penentuan
kekomplekan dari pengendalian persediaan.
a)
.Konstan dan Variable. Model persediaan yang sederhana
mengasumsikan bahwa tingkat permintaan adalah konstan. Model EOQ dan perluasan
dari model ini didasarkan pada asumsi ini. Selain itu juga terdapat permintaan
yang berubah- rubah pada konteks yang beragam.
b)
Pasti dan Acak. Sangat mungkin bahwa permintaan
konstan tapi dalam keadaan acak. Persamaan dari acak ini yaitu tidak pasti atau
stokastik. Dalam permintaan stokastik, diasumsikan bahwa tingkat rata-rata
permintaan adalah konstan. Permintaan acak ini lebih realistik dan kompleks
dibandingkan permintaan yang bersifat deterministik.
2. Tenggang waktu (Lead Time)
Adalah
tenggang waktu yang diperlukan antara saat pemesanan bahan baku
dan
|
datangnya bahan baku itu sendiri. Waktu tunggu ini
dapat konstan
|
dan
|
dapat bersifat probabilistik, Replinishmentrate
adalah sebagai dasar
|
untuk membentuk suatu sistem persediaan.
3. Persediaan pengaman (Safety Stock)
Adalah persediaan yang diadakan untuk mencegah
terjadinya kekurangan persediaan ketika kondisi permintaan tidak diketahui atau
karena keterlambatan penerimaan bahan baku yang telah dipesan. Faktor-faktor
yang menentukan besarnya persediaan ini adalah penggunaan bahan baku rata-rata
selama periode tertentu sebelum barang yang dipesan datang dan waktu tunggu
yang bervariasi.
4. Tingkat pemesanan kembali (Reorder Level)
Reorder Level merupakan tingkat pemesanan kembali
dimana digunakan sebagai acuan pemesanan dari suatu sistem persediaan.
5.Kehabisan bahan baku (Stock out)
Stock Out merupakan keadaan dimana tingkat pemesanan
kembali di karenakan kehabisan bahan baku.

Pengukuran item
penting persediaan melalui ke lima item tersebut akan menghasilkan kelancaran
atau efisiensi proses produksi. Berikut adalah gambaran kerangka pemikiran :
Pengendalian Persediaan Bahan Baku (X)
Demand (X1)
Lead time (X2)
Safety stock (X3)
Reorder level (X4)
Stock out (X5)
Proses Produksi (Y)
Berdasarkan latar belakang penelitian, identifikasi
masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, dan kerangka pemikiran yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka penulis merumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut :
1. Bahwa item penting persediaan ( demand, lead time,
safety stock, reorder level, stock out ) mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap proses produksi pada PT.Hantong Precision Manufacturing Batam.
2. Bahwa item penting persediaan yang dominan
mempengaruhi efisiensi proses produksi adalah demand (permintaan).
III.METODE
PENELITIAN
Desain Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dengan desain
penelitian yang merupakan langkah-langkah/kronologi kegiatan penelitian untuk
mempermudah menganalisis data dalam penyusunan skripsi yang digambarkan melalui
kerangka pemecahan masalah berikut :
Start
|
Data Kuisioner
|
Analisis SPSS
|
Keputusan Stop
Gambar Kerangka Pemecahan Masalah
Penelitian ini digunakan pendekatan studi kasus,
dimana pendekatan ini dianggap yang paling sesuai untuk jenis penelitian ini,
dan penelitian ini hanya bekisar pada persediaan bahan baku yang ada di
perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang metal stamping “PT.Hantong
Precision Manufacturing Batam” di Batam. Obyek penelitian ini adalah PT.Hantong
Precision Manufacturing Batam yang beralamat di Komplek Citra Buana Centre Park
2 Lot 5 & 6 Batuampar - Batam. Operasional variabel
Persediaan bahan baku adalah suatu aktiva yang
meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk diolah dalam satu
periode usaha yang normal atau persediaan barang-barang yang masih dalam
pengerjaan atau proses produksi ataupun persediaan bahan baku yang masih
menunggu penggunaan dalam satu proses produksi.
Variabel
Dependen
Variabel
dependen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah efisiensi proses produksi.
Variabel
Independen
Variabel independen yang di gunakan dalam penelitian
ini adalah pengendalian persediaan bahan baku.
Populasi dan
Sampel
Populasi dan
sampel dalam penelitian ini adalah staff/karyawan PT.Hantong Precision Manufacturing
Batam yang berkaitan dengan pengendalian persediaan bahan baku seperti section
PPC, PURCHASING, STORE, PRODUCTION, QA/QC.
TABEL
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
PADA PT.HPM BATAM TAHUN 2012
No.
|
Departemen
|
Jumlah
|
Prosentase
|
||||||||
1.
|
PPC
|
3
|
2,22 %
|
||||||||
2.
|
PURCHASING
|
2
|
1,48 %
|
||||||||
3.
|
STORE
|
2
|
1,48 %
|
||||||||
4.
|
PRODUKSI
|
114
|
84,44 %
|
||||||||
5.
|
QA/QC
|
14
|
10,37 %
|
||||||||
Total Responden
|
135
|
100
|
|||||||||
Sumber : PT.Hantong Precision Manufacturing
Sedangkan besarnya sample dalam penelitian ini dapat
ditentukan dengan menggunakan rumus slovin yaitu sebagai berikut :

n = 135
23
1+135(0,05x0,05) n = 135
1,338 = 100,897
Sedangkan metode penentuan sampel yang digunakan
adalah dengan tehnik purposive sampling yaitu tehnik penarikan sampling
berdasarkan criteria tertentu sepertistaff/karyawan minimal menjadi karyawan 1
tahun dan selain itu yang dijadikan sampel adalah khusus staff atau karyawan
yang berkaitan dengan pengendalian persediaan bahan baku.
Teknik
pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang dipergunakan oleh penulis
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Interview/wawancara adalah metode pengumpulan data
dengan jalan mengadakan wawancara secara langsung dengan pimpinan perusahaan,
staff dan karyawan tentang masalah yang berhubungan dengan penelitian.
b. Observasi adalah metode pengumpulan data dengan
mengadakan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti untuk memperoleh data
yang relevan.
c. Studi kepustakaan dan dokumentasi, merupakan metode
pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari teori-teori yang berkaitan
langsung dengan masalah yang diteliti untuk memberikan wawasan dan landasan
teoritis dan sebagai acuan dalam analisis data.
. Jenis data
Jenis data yang akan dikumpulkan adalah data bersifat
kuantitatif dan terdiri dari jenis data primer dan skunder.
a .Data primer, diambil / dikumpulkan langsung dari
obyek penelitian, yaitu perusahaan PT.Hantong Precision Manufacturing Batam.
b. Data skunder, diambil dari buku-buku literatur,
bukti-bukti tertulis, penelitian terdahulu, dan data-data lain terkait dengan
penelitian.
Untuk mendapatkan data yang lengkap dan akurat, maka
penulis melakukan pendekatan penelitian lapangan dengan dokumentasi, yaitu
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Data hasil
survei diproses dengan menggunakan aplikasi perangkat lunak SPSS (Statistical
Package for the Social Science) versi ke 17 untuk memberikan gambaran hubungan
yang jelas antara variabel-variabel penelitian.
Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penyusunan
skripsi ini adalah kegiatan mengumpulkan data dengan cara menyebarkan kuesioner
yang berisi pertanyaan secara tertulis kepada karyawan/ti yang terkait dengan
pengendalian persediaan bahan baku pada PT.Hantong Precision Manufacturing
Batam
Metode Analisis
Data
Metode analisis data yang digunakan untuk menganalisis
data yang diperoleh sekaligus untuk menguji hipotesis.
Analisis
Deskriptif
Analisis deskriptif adalah suatu analisis untuk
mengetahui sejauh mana pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap
proses produksi. Untuk menentukan nilai-nilai variabel, maka digunakan model
skoring sebagai berikut:
-Sangat Setuju Sekali (SSS) dengan skor 5.
-Sangat Setuju (SS) dengan skor 4.
-Setuju (S) dengan skor 3.
-Tidak Setuju (TS) dengan skor 2.
-Sangat Tidak Setuju (STS) dengan skor 1.
Analisis regresi linier berganda yaitu suatu analisis
untuk menguji pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap efisiensi
proses produksi menggunakan rumus, Hasan (2002, hal. 262) dengan komputer SPSS
for windows release 17 :
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + Ei
Di mana :
Y = Proses produksi
X1 = Permintaan (demand)
X2 = Tenggang waktu (lead time)
X3 = Persediaan pengaman (safety stock)
X4 = Tingkat pemesanan kembali (reorder level)
26
X5 = Kehabisan bahan baku (stock out) bo, b1, b2, b3,
b4, b5 = Koefisien regresi Ei = Error
Uji Validitas Data
Analisis validitas adalah suatu alat ukur yang
menunjukkan kesesuaian dari alat
ukur tersebut yaitu item-item pertanyaan dalam
kuesioner, dengan apa yang ingin
diukur. Oleh karenanya, semua item pertanyaan yang
digunakan dalam penelitian ini didasarkan pada item pertanyaan yang telah
digunakan dalam penelitian sebelumnya. Dalam hal analisis item ini Masrun yang
dikutip dari Sugiyono (2000, hal. 106) menyatakan "Teknik korelasi untuk
menentukan validitas item ini sampai sekarang merupakan teknik yang paling
banyak digunakan". Selanjutnya dalam
memberikan interpretasi terhadap koefisien korelasi,
Masrun menyatakan "Item yang mempunyai korelasi positif dengan kriterium
(skor total) serta korelasinya yang tinggi, menunjukkan bahwa item tersebut
mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap
memenuhi syarat adalah kalau r = 0,3".
Uji
validitas digunakan untuk mengukur validitas suatu kuesioner (Ghozali, 2001).
Menurut (Sekaran, 2003 dalam Wijaya, 2011: 115) validitas menunjukkan ketepatan
dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu kuesioner
dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang
akan diukur oleh kuesioner tersebut (Santoso, 2003). Pendekatan yang digunakan
pada uji ini adalah validitas konstruk (construct validity). Untuk menguji
validitas penelitian ini menggunakan factor analysis, dengan batas muatan
faktor yang menunjukkan bahwa pertanyaan kuesioner dianggap valid adalah lebih
dari 0,5 (Hair et al., 2006). Dengan keterangan apabila data tersebut telah
diuji dan menunjukkan angka lebih dari yang disebutkan di atas maka data
tersebut adalah valid.
Uji
Reliabilitas Analisis relilabilitas adalah dimaksudkan untuk
mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan
pengukuran
|
dua
|
kali atau lebih
|
|
terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat
ukur
|
yang sama. Uji reliabilitas
|
||
disini yang digunakan adalah uji konsistensi
internal. Konsistensi
|
internal suatu alat
|
||
ukur menunjukkan homogenitas
|
item-item dalam pengukuran suatu konsep. Oleh
|
karena pengukuran konsep yang sama, maka item-item ini
berkorelasi positif antara
satu dengan yang
|
lainnya. Uji reliabilitas yang
|
paling sering digunakan sebagai
|
|
acuan adalah
|
Cronbach's alpha. Batas bawah "
|
Cronbach's alpha adalah 0,70
|
|
walaupun
|
0,60 masih dapat diterima. Uji reliabilitas dalam
penelitian ini adalah
|
untuk mengetahui apakah data yang telah dikumpulkan
dapat dipercaya (reliable) atau tidak. Dikatakan reliable jika hasil kuesioner
yang dikirimkan mendapatkan hasil yang konsisten. Untuk menguji reliabilitas,
penelitian ini menggunakan kofisien
Cronbach’s alpha. Nilai Cronbach’s alpha yang
menunjukkan pertanyaan pada kuesioner dianggap reliable adalah minimal lebih
besar sama dengan 0,6 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2001:133) . Sehingga bila
data yang diuji tersebut menunjukkan angka lebih dari yang disebut di atas maka
hasil uji tersebut dianggap reliable atau dapat diandalkan.
Uji Asumsi
Klasik Salah satu syarat untuk bisa menggunakan persamaan regresi berganda adalah
terpenuhinya asumsi klasik.
Uji
Linearitas
Uji linier adalah dengan membandingkan nilai F hitung
dengan F tabel, apabila nilai F hitung < F tabel maka disimpulkan model
regresi ini berbentuk linear demikian berlaku untuk sebaliknya (Ghozali, 2001
Uji
Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual, titik-titik
menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2001).
Uji
Multikolinieritas
Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka
variable-variabel ini tidak ortogonal. Variabel Ortogonal adalah variabel bebas
yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali,
2001:57)
Uji Pengaruh

Dilakukan untuk melihat pengaruh variable independen
secara keseluruhan terhadap variable dependen.
Rancangan Uji Hipotesis
Analisis regresi berganda dalam penelitian ini
dianalisa meliputi: Uji koefisien determinan (R2), Uji statitik F dan Uji
statistik t dengan menggunakan software pengolahan data SPSS versi 17.
Koefisien Determinan (R2)
Menurut Ghozali (2001), koefisien determinasi (R2)
pada intinya mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen
Uji Statistik F
(Ghozali, 2001). Cara untuk mencari F hitung dan di
bandingkan dengan F tabel dengan rumus F hitung adalah:
Rumus
Keterangan :
R2 = Koefisien Determinasi
k = banyaknya variable bebas

n = banyaknya sampel
dengan asumsi ( F hitung )
Ho : diterima bila sig. > a= 0.05
Ho : diterima bila sig. = a= 0.05
Uji Statistik t
Uji t adalah pengujian yang yang berkenaan dengan
populasi yang memiliki nilai tertentu (Ho : P = 0), maka cara yang dilakukan
adalah mencari T hitung yang nanti di bandingkan dengan T tabel. Rumus T hitung
adalah:
Rumus
Keterangan :
R = Koefisien korelasi
R2 = koefisien determinasi
N = banyaknya sampel
Dengan asumsi jika probabilitas (t hitung) adalah :
Ho : diterima bila sig. > a= 0.05
Ho : diterima bila sig. = a= 0.05
IV. HASIL
PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Uji Validitas
Hasil uji validitas data mengenai Demand, Lead Time,
Safety Stock, Reorder Level
dan Stock Out memiliki koefisien korelasi minimal 0,3
dan terdiri dari pertanyaan yaitu :
1.X1_1 Pearson Correlation adalah 0,790 dan signifikan
0,000 < 0,05.
2.X1_2 Pearson Correllation adalah 0,743 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
3.X1_3 Pearson Correllation adalah 0,735 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
4.X1_4 Pearson Correlation adalah 0,839 dan signifikan
0,000 < 0,05.
5.X2_1 Pearson Correllation adalah 0,790 dan
signifikan 0,000 < 0,05
6.X2_2 Pearson Correlation adalah 0,743 dan signifikan
0,000 < 0,05.
7.X2_3 Pearson Correllation adalah 0,735 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
8.X2_4 Pearson Correllation adalah 0,839 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
9.X3_1 Pearson Correlation adalah 0,851 dan signifikan
0,000 < 0,05.
10.X3_2 Pearson Correllation adalah 0,958 dan
signifikan 0,000 < 0,05
11.X3_3 Pearson Correlation adalah 0,935 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
12.X3_4 Pearson Correllation adalah 0,866 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
13.X4_1 Pearson Correllation adalah 0,808 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
14.X4_2 Pearson Correlation adalah 0,950 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
15.X4_3 Pearson Correllation adalah 0,893dan
signifikan 0,000 < 0,05
16.X5_1 Pearson Correlation adalah 0,637 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
17.X5_2 Pearson Correllation adalah 0,758 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
18.X5_3 Pearson Correllation adalah 0,829 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
19.X5_4 Pearson Correlation adalah 0,835 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
20.X5_5 Pearson Correllation adalah 0,848 dan
signifikan 0,000 < 0,05
21.X5_6 Pearson Correlation adalah 0,792 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
22.X5_7 Pearson Correllation adalah 0,783 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
23.Y_1 Pearson Correllation adalah 0,841 dan
signifikan 0,000 < 0,05. 24.Y_2 Pearson Correlation adalah 0,936 dan
signifikan 0,000 < 0,05.
25.Y_3 Pearson Correllation adalah 0,927 dan
signifikan 0,000 < 0,05
26.Y_4 Pearson Correlation adalah 0,796 dan signifikan
0,000 < 0,05
2.Uji Reabilitas
Uji Reabilitas digunakan untuk mengetahui apakah
instrumen yang digunakan dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur
variabel, apabila nilai cronbach’s alpha (a) suatu variabel = 0,60 maka
variabel yang
digunakan tersebut reliabel
HASIL UJI RELIABILITAS
Dimensi
|
Jumlah butir
|
Koefisien alpha
|
Kesimpulan
|
||||||||
Demand
|
4
|
0,780
|
Reliabel
|
||||||||
Lead time
|
4
|
0,838
|
Reliabel
|
||||||||
Safety stock
|
4
|
0,919
|
Reliabel
|
||||||||
Reorder levey
|
3
|
0,863
|
Reliabel
|
||||||||
Stock out
|
7
|
0,894
|
Reliabel
|
||||||||
Efisiensi proses
|
4
|
0,896
|
Reliabel
|
||||||||
produksi
|
|||||||||||
Jumlah
|
26
|
||||||||||

3. Uji Statistik F
Dalam pengujian F yang menunjukkan bahwa bahwa
variabel bebasnya secara serempak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap
variabel terikatnya. Dengan kata lain untuk variabel kualitas pelayanan
meliputi : demand, lead time, safety stock, reorder level, stock out secara
bersamaan berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi proses produksi .
TABEL UJI STATISTIK F
Variabel
|
F Tabel
|
Sig
|
||
Demand
|
1,326
|
2,29
|
||
Lead time
|
5,640
|
3,36
|
||
Safety Stock
|
1,155
|
8,05
|
||
Reorder level
|
2,960
|
0,16
|
||
Stock out
|
2,090
|
0,26
|
||
4. Pengujian Koefisien Regresi
Pengujian R Sequare dari masing-masing variabel pengendalian
persediaan bahan baku dapat ditentukan sebagai berikut :
TABEL UJI R SEQUARE
Variabel RSequare
Demand 0,057

Lead time
|
0,014
|
||
Safety Stock
|
0,010
|
||
Reorder level
|
0,010
|
||
Stock out
|
0,016
|
||
5. Uji Statistik T
Berdasarkan hasil uji T maka dapat dilakukan
pengurutan variabel bebas yang
memiliki nilai thitung, dengan urutan sebagai berikut:
1.
|
2,290
|
(demand)
|
Sig : 0,24
|
2.
|
- 0,866 (lead time)
|
Sig :3,89
|
|
3.
|
1,81 (safety stock)
|
Sig : 8,56
|
|
4.
|
– 0,756 (reoder level)
|
Sig : 4,51
|
|
5.
|
1,910
|
(stock out)
|
Sig : 0,59
|
Berdasarkan hasil uji signifikan dari kelima variable
item penting persediaan terhadap efisiensi proses produksi, membuktikan bahwa
kelima variable tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi
proses produksi. Sedangkan dari hasil model regresi yang telah dilakukan,
ternyata yang lebih dominan mempengaruhi efisiensi proses produksi adalah
demand.Dengan demikian hipotesis yang telah dikemukakan terbukti.
V.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan
hasil analisis yaitu sebagai berikut:
1)Bedasarkan Uji Validitas data dari kelima variabel
yang diteliti yaitu variabel
Demand , variabel Lead time , variabel Safety Stock,
variabel Reorder level , dan variabel Stock out dengan pengujian data
menggunakan program SPSS 17 dapat di simpulkan bahwa ke lima indikator
dinyatakan valid.
2)Bedasarkan Uji Reabilitas data dari kelima variabel
yang diteliti yaitu variabel Demand , variabel Lead time , variabel Safety
Stock, variabel
Reorder level , dan variabel Stock out, dengan
pengujian data menggunakan program SPSS 17 dapat di simpulkan bahwa ke lima
indikator dinyatakan Reliabel.
3) Bedasarkan Uji Asumsi
|
Klasik
|
dari
|
kelima
|
variabel
|
yang diteliti
|
yaitu
|
variabel Demand , variabel Lead time , variabel
Safety Stock, variabel
|
||||||
Reorder level , dan variabel Stock out
|
dengan pengujian data menggunakan
|
|||||
program SPSS 17
|
maka
|
ke
|
lima
|
indikator
|
dinyatakan
|
bebas
|
Multikolunieritas.
|
36
4)Bedasarkan Uji Pengaruh dari kelima variabel yang
diteliti yaitu variabel
Demand , variabel Lead time , variabel Safety Stock,
variabel Reorder level , dan variabel Stock out dengan pengujian data
menggunakan program SPSS 17 maka ke lima indikator dinyatakan berpengaruh
terhadap efisiensi proses produksi, akan tetapi yang dominan berpengaruh adalah
indikator Demand
(Permintaan).
5)Berdasarkan Uji Regresi antara pengendalian
persediaan bahan baku dengan efisiensi proses produksi, menunjukkan bahwa
kelima variabel berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi proses
produksi. Hal ini dapat dilihat dari nilai probabilitas kesalahan probability
X1 = 0,000, probability X2 = 0,000, probability X3 = 0,000, probability X4 =
0,000 dan nilai probability X5 = 0,000, oleh karena semua nilai probability
< 0,05. Dilihat dari Hasil Uji R Sequare variabel Demand (X1) sebesar 0,057
, variabel Lead time (X2) sebesar 0,014 , variabel Safety Stock (X3) sebesar
0,010 , variabel Reorder level (X4) sebesar 0,010 , variabel Stock out (X5)
sebesar 0,016 . Maka dapat disimpulkan bahwa kelima variabel persediaan
berpengaruh secara signifikan terhadap efisiensi proses produksi.
6)Variabel yang paling dominan mempengaruhi efisiensi
proses produksi adalah varabel Demand(Permintaan)
DAFTAR PUSTAKA
Baroto, Teguh. (2002) Perencanaan dan Pengendalian
Produksi. Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sukanto & Indriyo. (2000) Manajemen Produksi.
BPFE, Yogyakarta. Asauri (2004) Manajemen Produksi dan Operasi. FEUI, Jakarta.
Rangkuti, Freddy (1996) Manajemen Persediaan . Rajawali Pers, Jakarta. Sekaran
(2003) Uji Validitas . BPFE, Yogyakarta .
Wijaja (1996). Pengendalian Produksi. Jakarta:
Alpabetha
Deta Novian Wulandari. Analisa Pengaruh Pengendalian Persedian
Bahan Baku terhadap proses Produksi, Batam
KITA HANYA IKUT MEMPUBLIKASIKAN JURNAL INI TIDAK ADA CAMPUR TANGAN DENGAN PEMBUAT JURNAL INI
Komentar
Posting Komentar