HUBUNGAN STRESS DAN KEBIASAAN MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTROESOPHAGEAL REFLUKS DISEASE (GERD) PADA MASYARAKAT KELURAHAN KALEKE KABUPATEN BANGGAI
HUBUNGAN STRESS DAN
KEBIASAAN MAKAN DENGAN KEJADIAN GASTROESOPHAGEAL REFLUKS DISEASE (GERD) PADA MASYARAKAT
KELURAHAN KALEKE KABUPATEN BANGGAI
Indra Astuti
Evelin kalaha
Prisilia Dadung
UPT Puskesmas Kampung Baru, Kabupaten
Banggai
ABSTRAK
Pasien GERD mengeluhkan bermacam-macam gejala, seperti
heartburn, regurgitation, dan gangguan makan, tetapi terkadang pasien dating
dengan keluhan sesak, nyeri dada, dan batuk. Tujuan penelitian diketahuinya
Hubungan Stress dan Kebiasaan Makan dengan Kejadian GERD pada masyarakat Kelurahan
Kaleke Kabupaten Banggai. Metode penelitian yang pendekatan Cross sectional dengan
waktu pengumpulan data dan penelitian 30 Juni sampai 31 Juli 2024. Populasi semua masyarakat yang ada di
Kelurahan Kaleke dengan jumlah sampel 36 responden, dengan menggunakan teknik
purposive sampling, data dianalisis menggunakan data univariat dan bivariat
dengan uji Chi Square. Hasil Stress sebagian besar tidak stress berumlah 29
orang (80,6%) dan yang mengalami stress berjumlah 7 orang (19,4%). Kebiasaan makan
Sebagian besar baik berjumlah 28 orang (77,8%) dan kurang baik berjumlah 8 orang
(22,2%). Hasil uji chi square didapatkan p-value <0,000 sehingga ada Hubungan
Kebiasaan Makan dengan kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD) pada Masyarakat
Kelurahan Kaleke. Hasil uji chi square didapatkan p-value <0,000 sehingga ada
Hubungan Kebiasaan Makan dengan kejadian Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)
pada Masyarakat Kelurahan Kaleke. Saran diharapkan hasil penelitian
pengembangan ilmu pengetahuan (kesehatan khususnya) baik dalam bentuk
pembenaran atau penemuan hal baru.
Kata kunci: Stres, Kebiasaan Makan, GERD
Sumber publikasi Vol 14 No 1 (2025): Jurnal Ilmiah
Kesehatan Pencerah (JIKP)
Komentar
Posting Komentar