Hubungan Faktor Risiko dengan Angka Kejadian Infeksi Bakteri Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) pada Penderita Ulkus
Hubungan
Faktor Risiko dengan Angka Kejadian Infeksi Bakteri Methicillin-Resistant
Staphylococcus aureus (MRSA) pada Penderita Ulkus
Lazulfa Inda Lestari
Tri Umiana Soleha
Nurul Utami
Fidha Rahmayani
Universitas Lampung
ABSTRAK
Angka kejadian infeksi kulit akibat bakteri Staphylococcus aureus meningkat
beberapa tahun terakhir. Dahulu, bakteri tersebut dapat diobati dengan
methicillin. Namun kini ditemukan strain Staphylococcus aureus yang resisten
terhadap metisilin dan disebut Methicillin-resistant Staphylococcus aureus
(MRSA). Terdapat beberapa faktor risiko dan predisposisi terhadap kejadian
MRSA, yaitu, kepatuhan meminum antibiotik, ketidakmampuan pasien membeli obat,
jenis operasi, gizi buruk, obesitas, terapi steroid lama, pasca radiasi,
multipel trauma, penyakit komorbid (diabetes mellitus, keganasan, HIV/AIDS),
teknik operasi, HA-MRSA, CA-MRSA, dan prosedur invasif. Penelitian
observasional dengan desain penelitian cross sectional study. Pada penelitian,
alat ukur berupa kuesioner yang telah melewati uji validitas dan reliabilitas
menggunakan Cronbach’s alpha kuesioner dan didapatkan hasil nilai 0,691 yang
memiliki arti reliabel. Analisis data dilakukan dengan uji Fisher exact.
Penelitian dilakukan terhadap 20 responden dengan teknik pengambilan accidental
sampling, hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna
antara riwayat diabetes mellitus dengan angka kejadian MRSA (p=0,044).
Kata kunci: faktor risiko, mrsa, staphylococcus aureus, ulkus
Sumber publikasi dari Jurnal Penelitian
Perawat Profesional, Vol. 4, No. 4 (2022)
Komentar
Posting Komentar